Senin, 28 Maret 2011

Anthurium

Anthurium termasuk tanaman dari keluarga Araceae. Tanaman berdaun indah ini masih berkerabat dengan sejumlah tanaman hias populer semacam aglaonema, philodendron,keladi hias, dan alokasia. Dalam keluarga araceae, anthurium adalah genus dengan jumlah jenis terbanyak. Diperkirakan ada sekitar 1000 jenis anggota marga anthurium.
Tanaman ini termasuk jenis tanaman evergreen atau tidak mengenal masa dormansi. Dialam, biasanya tanaman ini hidup secara epifit dengan menempel di batang pohon. Dapat juga hidup secara terestrial di dasar hutan.
Daya tarik utama dari anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan menonjol. Sehingga membuat sosok tanaman ini tampak kekar namun tetap memancarkan keanggunan tatkala dewasa. Tidak heran bila tanaman ini memiliki kesan mewah dan eksklusif. Dimasa lalu, anthurium banyak menjadi hiasan taman dan istana kerajaan-kerajaan di Jawa. Konon, dipuja sebagai tanaman para raja.
Secara umum anthurium dibedakan menjadi dua yaitu jenis anthurium daun dan jenis anthurium bunga. Anthurium daun memiliki daya pikat terutama dari bentuk-bentuk daunya yang istimewa. Sedangkan anthurium bunga lebih menonjolkan keragaman bunga baik hasil hibrid maupun spesies. Biasanya jenis anthurium bunga dijadikan untuk bunga potong.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Anthurium

Euphorbia milii

Euphorbia milii merupakan salah satu spesies dari 2000 spesies lain dari genus Euphorbia. spesies yang asli diberi nama E. milii varietas splendens/E.splendens. varietas ini tumbuh sedikit menjalar (scrambing), memiliki seludang bunga (cyathia) berwarna merah berukuran 1 cm dan berbunga sejati berwarna kuning. E. splendens dapat tumbuh mencapai 60-240 cm. selain E. splendens yang berbunga merah, ada juga yang berwarna kuning yaitu varietas lutea yang berukuran lebih pendek dari berbunga merah. Sekarang ini para pemuliaan tanaman sudah banyak mengembangkan E.milii. Salah satu Negara yang mengembangkan E. milii sampai saat ini adalah Thailand. Selain Thailand, Indonesia dan Malaysia juga sudah mulai membudidayakan E. milli. Di Indonesia, euphorbia ini dikenal dengan nama Pakis giwang.
E. milii memiliki sifat genetik yang tidak stabil karena memiliki beberapa kromosom pengendali sifat. Dari induk yang sama akan dihasilkan banyak varietas keturunan baru.Pemurnian varietas perlu dilakukan untuk mendapatkan sifat yang relatif stabil, baik dari segi morfologi, produktifitas,maupun resistensi terhadap hama dan penyakitnya.
Meskipun dapat tumbuh didaerah tropis dan subtropis, E.milii lebih menyukai temperatur panas dan pencahayaan penuh, sehingga kurang berkembang dinegara subtropis.Dinegara maju, E. Milii digolongkan dalam tanaman beracun (poisson plant), karena getah susu (eksudat) dari tanaman tersebut jika berkoagulasi dengan darah dapat memacu pertumbuhan sel abnormal.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Euphorbia_milii

Kamboja

Adenium atau Kamboja Jepang (nama kamboja jepang sendiri sebenarnya menyesatkan, karena dapat diidentikkan dengan kamboja, yang banyak ditemui di areal pemakaman. Sedangkan embel-embel kata jepang seakan-akan bunga ini berasal dari Jepang, padahal Adenium berasal dari Asia Barat dan Afrika) berasal dari daerah gurun pasir yang kering, dari daratan asia barat sampai afrika. Sebutannya disana adalah Mawar Padang Pasir (desert rose). Karena berasal dari daerah kering, tanaman ini lebih menyukai kondisi media yang kering dibanding terlalu basah. Disebut sebagai adenium, karena salah satu tempat asal adenium adalah daerah Aden (Ibukota Yaman).
Masyarakat Indonesia menamakan adenium sebagai kamboja jepang, mungkin dikaitkan dengan stereotype yang beredar. Contohnya buah-buahan yang besar biasa disebut sebagai Bangkok, sedangkan tanaman yang kecil-kecil biasa disebut Jepang, sehingga jika dahulu kala sudah ada Kamboja yang sosok tanamannya tinggi besar, maka begitu ada tanaman yang sosoknya kecil tapi mirip kamboja, disebutlah sebagai kamboja jepang.
Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan diatas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun dapat membesar.
Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk mendapatkan daun baru dan agar bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak.
Daun adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil dan besar, serta ada yang berbulu halus, ada pula yang tanpa bulu. Sedangkan bunga adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing.
Ada 2 kelompok adenium, yaitu kelompok species (jenis asli), maupun Varietas (jenis hasil perkawinan dan persilangan yang dilakukan manusia untuk mencari bentuk baru). Beberapa species asli adenium contohnya Adenium arabicum, cirinya bentuk bonggol pendek dan besar, dengan banyak batang yang muncul dari atas bonggol tersebut. Bunganya berwarna paduan putih dan pink, kecil (diameter petal kurang dari 5 cm). Adenium obesum, cirinya bentuk bonggol besar dan agak memanjang keatas, satu batang tumbuh diatas bonggol, diatas batang muncul percabangan. Bunga berwarna paduan merah dan putih, berbunga besar (lebih dari 5 cm). Jenis-jenis species adenium lainnya adalah Adenium Socotranum, Adenium swazicum, Adenium somalense, Adenium bohemianum.
Sumber :  http://id.wikipedia.org/wiki/Adenium

Aglaonema

Aglaonema atau dikenal dengan sri rejeki yang mempunyai aneka jenis dan varietas.Tanaman ini berdaun lonjong hijau, dihiasi bintik-bintik, garis, atau ban berwarna abu-abu keperakan. Sri rejeki ini mudah ditanaman tanpa perawatan intensif, tapi membutuhkan cahaya yang tidak langsung dan lingkungan yang lembab.
Hanya saja, Anda perlu hati-hati bila ruangan terlalu panas dan kering di musim kemarau, daun Sri Rejeki mudah layu dan harus dibuang. Tanaman ini juga tidak tahan terhadap uap air dari dapur dan asap rokok. Selain itu, daun segar yang sudah tua juga perlu dipangkas.
Tanaman lainnya yang tak kalah cantik adalah Anthurium crystallinum atau kuping gajah. Tanaman ini dipelihara karena keanehan daunnya yang berbentuk jantung dan besar, bila dibandingkan dengan ukuran batangnya. Daun yang lebar ini lalu dianggap menyerupai kuping gajah.
Daun kuping gajah berwarna hijau tua dengan urat-urat hijau muda keputih-putihan. Kuping gajah, banyak dipelihara tunggal di pot antik yang terbuat dari porselen. Meski demikian, kuping gajah ini sebenarnya lebih senang hidup di tempat yang teduh, atau kalau ada cahaya, tidak langsung mengenai dirinya. Kondisi lingkungannya pun harus lembab.
Sumber : http://rianiflower.wordpress.com/jenis-tanaman-hias/

Selasih

Selasih, tlasih, basil, atau basilikum (Ocimum) adalah segolongan terna yang dimanfaatkan daun, bunga, dan bijinya sebagai rempah-rempah serta penyegar (tonikum). Berbagai bagian tumbuhan ini berbau dan berasa khas, kadang-kadang langu, harum, atau manis, tergantung kultivarnya. Beberapa di antaranya bahkan dapat membuat mabuk. Beberapa jenis selasih, misalnya kemangi, berasal dari Asia Tenggara, namun sebagian besar dianggap berasal dari anak benua India.
Orang Eropa secara tradisional mengenal O. basilicum ("basil" atau "sweet basil") sebagai rempah yang diwariskan dari tradisi Yunani Kuno. Di India, selasih yang paling dikenal adalah "tlasi" atau "tulasi" ("holy basil", O. tenuiflorum syn. O. sanctum). Nama Melayu selasih diambil dari nama ini melalui bahasa Sanskerta. Warga Indocina dikenal menggunakan berbagai kultivar selasih. Di Thailand dan negara-negara lain setempat dikenal "horapa" ("Thai basil", O. basilicum convar. Thyrsiflorum) dan "manglak" ("Thai lemon basil", O. ×citriodorum). Horapa populer sebagai bagian dari menu Vietnam, misalnya pada sup sapi phở. Manglak dikenal di Indonesia sebagai kemangi.
Berbagai tradisi boga dunia, seperti Italia, Cina, India, dan Thai banyak menggunakan selasih sebagai bagian dari penyedap utama. Di Italia, daun selasih yang dikeringkan merupakan salah satu komponen saus pesto yang khas Genoa.
Di Indonesia, selasih baru dikenal dari bijinya yang digunakan sebagai campuran minuman penyegar dan daunnya sebagai lalap segar (kemangi).
Ibadah di gereja-gereja Kristen Ortodoks melibatkan selasih (basil) sebagai bagian dari kebaktian. Tanaman basil biasa diletakkan pada sejumlah tempat di gereja.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Selasih

Puring

Puring (Codiaeum variegatum), puding, atau kroton adalah tanaman hias pekarangan populer berbentuk perdu dengan bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi. Beragam kultivar telah dikembangkan dengan variasi warna dari hijau, kuning, jingga, merah, ungu, serta campurannya. Bentuk daun pun bermacam-macam: memanjang, oval, tepi bergelombang, helainya "terputus-putus", dan sebagainya.
Secara botani, puring adalah kerabat jauh singkong serta kastuba. Ciri yang sama adalah batangnya menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan lengket, yang merupakan ciri khas suku Euphorbiaceae.
Puring berasal dari Kepulauan Nusantara namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika dan subtropika, serta menjadi salah satu simbol turisme.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Puring

Krisan

Krisan  merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau Bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East.
Tanaman krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Jenis atau varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.
Kegunaan tanaman krisan  yang utama adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain adalah sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun serangga. 
Sumber :  http://www.scribd.com/doc/8754484/KRISAN

Kembang Kertas

Kembang kertas atau populer juga dengan nama bugenvil (ejaan Inggris:[ˌbuːɡɨnˈvɪliə][1]cf. bougainville; nama ilmiah: Bougainvillea, terutama B. glabra) merupakan tanaman hias populer. Bentuknya adalah pohon kecil yang sukar tumbuh tegak. Keindahannya berasal dari seludang bunganya yang berwarna cerah dan menarik perhatian karena tumbuh dengan rimbunnya. Seludang bunga ini kerap dianggap sebagai bagian bunga, walaupun bunganya yang benar adalah bunga kecil yang terlindung oleh seludang.
Tanaman bunga kertas atau bougainvillea ini mempunyai bagian tanaman yang berwarna-warni. Oleh karena itu, tanaman bougainvillea menjadi tanaman hias yang sangat populer karena kecantikkan warnanya dan cara merawatnya yang mudah.
Berasal dari Amerika Selatan, tanaman ini sering ditanam di taman dan kawasan perumahan. Pada waktu tanaman ini berbunga, tanaman ini mempunyai kebiasaan merontokkan beberapa daunnya. Bentuknya adalah pohon kecil yang sukar tumbuh tegak. (Seludang bunga ( atau spatha) merupakan daun pelindung, yang seringkali berukuran besar, yang menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar. Seludang bunga dapat dijumpai pada struktur generatif ("bunga") tumbuhan anggota suku aren-arenan (Arecaceae dan suku talas-talasan (Araceae). Seludang bunga sebenarnya merupakan suatu bentuk khusus dari daun pelindung (bractea)).
Bougainvillea disebut tanaman bunga kertas karena bentuk seludang bunganya yang tipis dan mempunyai ciri – ciri seperti kertas. Nama Inggris bunga ini adalah Bougainvillea yang diambil dari nama Sir Louis Antoine de Bougainville, seorang prajurit AL Perancis. Antara jenis pokok bunga kertas tersohor ialah Bougainvillea ‘Elizabeth Angus’; Bougainvillea ‘Red’; Bougainvillea Pultonii; Bougainvillea ‘Easter Parade’ dan Bougainvillea ‘Lady Mary Baring’.
Perawatannya pun mudah, tidak memerlukan waktu yang lama karena spesies tumbuhan ini sangat sesuai ditanam di kawasan beriklim tropis dan khatulistiwa seperti negara kita dan bisa tumbuh hingga 10 meter tingginya. Batang tanaman bunga ini agak keras, mempunyai duri yang tajam dan bercabang-cabang. Perkembang biakannya pula hanya memerlukan keratan batang yang disemai di dalam bungkus plastik ataupun pot dengan cara mudah. Selain itu, tanaman ini juga mempunyai sulur yang rapat, daun yang lebar dan berbentuk bujur tirus yang mampu membentuk rimbunan pokok di kawasan halaman rumah atau juga sebagai tumbuhan pagar di kawasan yang menarik.
Walaupun tanaman ini berukuran kecil dan berbentuk corong, namun memiliki banyak manfaat. Contohnya saja untuk dandanan rambut, campuran bunga untuk mandian pewangi, dan sebagai kegunaan di upacara pemakaman bagi kaum Cina dan India.
Tarikan mempesona bunga ini menjadi perbincangan penduduk di negara kita karena terkesan dengan bentuknya dan warnanya yang menarik hati. Warna bunga ini terdiri dari berbagai macam warna, seperti jingga, merah menyala, merah jambu, merah pucat, kuning, ungu, putih, dan berbagai campuran warna.
Sedikit perawatan ringkas, penyiraman air dan pemupukan sempurna mampu mengembalikan kesegaran tanaman bunga kertas ini dalam jangka waktu kurang dua minggu. Dan jika ingin tanaman bunga kertas ini berbunga seterusnya, kita hanya perlu mengurangi pemberian air dan pupuk lantas meletakkan pot tanaman di tempat yang terkena sinar matahari.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kembang_kertas

Anggrek Hitam

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yang hanya tumbuh di pulau Kalimantan. Anggrek hitam adalah maskot flora propinsi Kalimantan Timur. Saat ini, habitat asli anggrek hitam mengalami penurunan jumlah yang cukup besar karena semakin menyusutnya luas hutan di Kalimantan namun masih bisa ditemukan di cagar alam Kersik Luway dalam jumlah yang sedikit. Diperkirakan jumlah yang lebih banyak berada di tangan para kolektor anggrek.
Dinamakan anggrek hitam karena anggrek ini memiliki lidah (labellum) berwarna hitam dengan sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Sepal dan petal berwarna hijau muda. Bunganya cukup harum semerbak dan biasa mekar pada bulan Maret hingga Juni.
Anggrek hitam termasuk dalam anggrek golongan simpodial dengan bentuk bulb membengkak pada bagian bawah dan daun terjulur di atasnya. Setiap bulb hanya memiliki dua lembar daun saja. Daunnya sendiri sekilas mirip seperti daun pada tunas kelapa muda.
Sumber : (http://id.wikipedia.org/wiki/Anggrek_hitam)

Rabu, 23 Maret 2011

Rosela Merah

Sehat dengan Budidaya Sendiri
Tanaman ini memiliki warna menarik. Konon, buahnya berkhasiat sembuhkan penyakit. Sebut saja, penyakit langganan ketika usia senja, seperti diabetes dan hipertensi.
Sehat itu mahal. Sadar atau tidak, aneka polutan dan radikal bebas yang hidup dengan kita setiap hari, gaya hidup asal-asalan, dan kemudahan hidup yang dijamin teknologi, membuat sehat itu jadi hal langka. Namun jangan khawatir – karena sebagai penyeimbang – kini masyarakat mulai menerapkan hidup sehat, seperti minum jamu. Herbal yang dikemas jadi minuman terbukti secara pengalaman mampu mengurangi resiko ancaman penyakit.
Tak hanya di Indonesia, di Jepang masyarakatnya juga mengemas herbal jadi minuman segar, yaitu kebiasaan minum teh. Rasanya pahit dan warna teh hijaunya segar, seakan memberi nunsa sendiri bagi perlindungan diri terhadap penyakit. Tak selamanya teh yang menyehatkan itu berwarna hijau, karena minuman yang biasa disajikan dengan hangat atau dingin ini ada juga yang berwarna merah. Konon, ia memiliki peran herbal.
Teh merah. Begitu orang biasa menyebut teh yang sebenarnya bukan berasal dari daun teh ini. Pertama kali diperkenalkan di Indonesia tanaman ini sempat heboh. Dan percaya atau tidak, tanaman ini sudah lama dikenal dunia, maka jangan heran jika rosela merah memiliki banyak nama di beberapa negara.
Jamaican sorrel adalah sebutan yang diberikan oleh masyarakan India, oseille rouge disebut orang Perancis, quimbombo chino di Spanyol, karkade di Afrika Utara, dan bisap di Senegal. Di Indonesia, rosela merah tak hanya dikenal sebagai bahan herbal, tapi juga bahan pembuat makanan dan minuman. Beberapa orang sudah mengolah tanaman ini sebagai manisan dan beberapa lagi mengolahnya jadi sirup siap minum.
Ia berdaun dan bisa memiliki tinggi hingga 2 meter (batang). Buahnya mirip dengan bentuk kuncup bunga dan berwarna merah, sehingga ia dijuluki rosela merah. Uniknya, buah yang digunakan sebagai ekstrak dan olahan datang dari kulitnya. Sedangkan isinya, selain ditanam kembali, tak bisa jadi bahan makanan atau minuman. Budidayanya mudah dan perawatannya tak begitu sulit, membuat tanaman ini cepat berkembang, tak terkecuali di Indonesia.
“Pada dasarnya, menanam rosela merah mudah, seperti kita menanam pohon.
Hanya perlu diperhatikan, hasil yang maksimal dan mencegah kerontokan sampai kematian, sebaiknya tanah yang digunakan tak terlalu asam,” kata Petani Rosela Merah di Banjarbaru Kalimantan Selatan (Kalsel), Badrun. “Banyak dan mudahnya penanaman, membuatnya tak sulit mencari kebun dan hasil olahan tanaman ini,” lanjutnya.
Budidaya Rosela Merah Sendiri

Tak hanya khasiatnya yang bermanfaat bagi tubuh, bentuknya yang unik dalam balutan warna merah segar, membuat siapa saja tak bosan melihat tanaman berbuah ini, sehingga tak jarang rosella merah sengaja ditaruh di beberapa bagian depan rumah yang fungsinya sebagai tanaman hias.
Menurut Badrun, pada dasarnya memulai menanam tanaman ini tidaklah membutuhkan persiapan khusus. Hanya persiapan biasa yang dilakukan sesuai dengan dimana tujuan kita akan menanam tanaman ini.
I. Menanam di Pot

Warna buah merah merona di tengah tumbuh daun yang hijau dan terlihat segar jika terawat dengan baik, membuat tanaman ini kian cantik untuk dijadikan tanaman hias. Tak hanya di luar ruangan, dalam ruangan pun tanaman ini siap memperindah suasana lingkungan sekitar.
Menurut Badrun, beberapa tahapan yang harus dipersiapkan, yaitu pemilihan pot, penyiraman, penggunaan media tanam, dan pemupukan, terutama jika Anda ingin tanaman rajin berbuah. Lebar pot biasanya menyesuaikan dan sesuai dengan selera. Hanya seperti tanaman hias lain, bagian kedalaman guna tumbuh-kembang akar perlu diperhatikan. Pot yang digunakan umumnya menyesuaikan panjang akar.
Penyiraman dilakukan seperlunya. Dalam hal ini penyiraman dilakukan untuk menjaga kelembaban dan menghindari dehidrasi media tanam, sehingga pendistribusian nutrisi seluruh bagian tanaman dilakukan dengan baik dan lancar. Laiknya sebuah tanaman hias, pemupukan sesering mungkin harus dilakukan. Selain menjamin nutrisi makanan tanaman, kebutuhan unsur tertentu membuat beberapa bagian akan terlihat tumbuh dengan maksimal.
Buah misalnya, bagian ini biasanya bisa dirangsang dengan penggunaan pupuk dengan kandungan Kaliun dan Pospor tinggi, disamping kandungan Nitrogen yang tetap ada, meski jumlahnya kecil. Jika Anda kesusahan menanam sejak kecil tanaman ini – sebagai alternative – Anda bisa mencarinya di beberapa nurseri setempat. Mudahnya penanaman, membuat tanaman ini mudah dijumpai dengan harga bervariasi. Umumnya, dalam satu pohon rosela merah dijual dengan harga sekitar Rp 30 ribu.
II. Menanam di Kebun

Selain bisa membeli bibit yang sudah remaja (sudah jadi pohon), Anda pun bisa mempersiapkan bibitan sendiri. Bagaimana cara mempersiapkannya, berikut uraian Badrun yang sudah malang-melintang menanam tanaman ini di tanah asam Kalsel.
“Setelah buah masak, di dalamnya sering ada biji. Jika sudah tua, bagian ini akan berwarna kecoklatan (jika masih muda berwarna hijau). Perbedaan warna ini yang pada akhirnya menentukan siap-tidaknya biji untuk ditanam. Sebab jika masih muda, bibit akan susah berkembang,” ungkap Badrun.
Setelah lahan dipersiapkan, dibuatlah lubang-lubang untuk tempat menanam. Untuk menjamin pembagian nutrisi yang baik dan seimbang, usahakan untuk memberi jarak sekitar 1 meter di bagian kanan, kiri, depan, dan belakang tanaman. Jarak ini adalah jarak ideal untuk menanam rosela merah.
Umumnya, dalam satu lubang cukup ditanami tanaman 2-3. Hal ini bisa berakibat pada masalah percabangan yang sedikit. Untuk menurunkan kadar keasaman tanah, biasanya digunakan kapur secukupnya dengan media tanah dan pupuk kandang sesuai dengan kebutuhan. Setelah berusia 2-3 bulan, tanaman mulai berbunga dan panen berlangsung saat berumur 5-6 bulan.
Panen rosela merah dilakukan secara bertahap, mulai dari bunga yang sudah tua selama dua minggu. Lebih jauh, Badrun menambahkan, rosela merah bisa ditanam di musim kemarau, asalkan pengairannya lancer. Misalnya, di sawah. Berdasar pengalamannya, rosela merah yang ditanam di pekarangan di musim kemarau, bunganya tak bagus dan batangnya kecil, meski dialiri air. Tanaman ini juga tak mau tumbuh, jika suhu lingkungan melebihi dari 230C.
Sumber : http://tabloidgallery.wordpress.com/2008/05/06/rosela-merah/